Yogyakarta – kota wisata yang seakan tidak pernah kehabisan pesona. Dari waktu ke waktu selalu ada hal baru dan unik yang ditawarkan kota ini. Tidak heran, Yogyakarta selalu menjadi tujuan liburan dan tidak pernah sepi dari wisatawan baik domestik maupun internasional.

Setelah deretan pantai-pantai Gunung Kidul yang indahnya luar biasa itu semakin terekspos, Yogyakarta juga masih memiliki jenis wisata lain yang tak kalah menariknya yaitu wisata geo heritage.

#1 Tebing Breksi

Salah satu tempat wisata geo heritage yang sedang populer adalah Tebing Breksi. Tebing ini merupakan tempat wisata alternatif yang bisa dikunjungi wisatawan karena tergolong baru. Tebing Breksi atau yang lebih dikenal dengan Taman Tebing Breksi, telah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya dan pembukaannya diresmikan langsung oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X pada tanggal 30 Mei 2015.

Drone 03

Lalu apa sih istimewanya tebing ini?

Tebing Breksi memiliki pemandangan yang sangat indah baik jika Anda berkunjung siang ataupun malam. Tidak sedikit pengunjung yang mengabadikan keindahan Tebing Breksi dalam foto. Spot terbaik tentunya ada di atas tebing dimana pengunjung dapat melihat landscape kota Yogyakarta, hilir mudik pesawat di Bandara Adi Sucipto, dan juga Candi Prambanan. Namun banyak pula yang memilih untuk berfoto selfie dengan latar belakang tebing putih, yang pastinya sangat instagramable dong! Selain itu, di tempat wisata ini ada pula Prasasti Tlatar Seneng yang menjadi semacam panggung pertunjukan seni dan budaya.

Terdiri dari deretan tebing batu breksi yang menjulang, tebing ini merupakan wisata alam yang terbentuk jutaan tahun lalu. Namun yang menjadikannya tempat tujuan wisata adalah aktivitas pertambangan warga sekitar yang dulunya berlangsung di tempat itu. Selama bertahun-tahun bukit kapur di Pedukuhan Nglengkong, Groyokan Sambirejo Prambanan itu menjadi sumber mata pencaharian warga dan menghasilkan kupasan tebing setinggi 30 meter, hingga tahun lalu ketika Pemerintah setempat mengeluarkan larangan untuk menghentikan aktivitas penambangan. Larangan Pemerintah ini muncul setelah sejumlah peneliti melakukan penelitian yang menghasilkan data dimana batuan kapur breksi tersebut adalah endapan abu vulkanik dari Gunung Api Purba. Untuk itu, disimpulkan bahwa kawasan ini masuk ke dalam cagar budaya dan harus dilestarikan.

Kawasan batu apung ini merupakan hasil letusan gunung api yang eksplosif dimana batuan semacam ini banyak dijumpai mulai dari perbukitan di daerah Parangtritis sampai di daerah Wonogiri dengan ketebalan antara 300-600 m. Singkapan terbaik terdapat di Desa Semilir, di Kecamatan Patuk, sehingga formasi batuan ini disebut Formasi Semilir.

#2 Lava Bantal Berbah

Tempat wisata geo heritage lain yang juga merupakan bukti atas letusan besar gunung purba adalah Lava Bantal Berbah. Terletak di Dusun Watuadeg, Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta atau tepatnya, di bibir Sungai Opak, tempat wisata ini menjadi gerbang memulai petualangan ke masa 60 juta tahun lalu.

Lava Bantal Berbah diperkirakan sebagai gejala erupsi lelehan yang telah berumur lebih dari 30 juta tahun dan ditengarai sebagai cikal bakal gunung api di Pulau Jawa yang belakangan berkembang menjadi himpunan gunung api dengan erupsi eksplosif. Disebut lava bantal (pillow lava) karena bentuknya yang menyerupai bantal. Lava bantal terbentuk dari lava hasil erupsi lelehan yang berkontak langsung dengan massa air, baik di laut maupun danau. Pembekuan yang berlangsung dengan cepat tersebut menyebabkan struktur mineral lava tak terbentuk dengan baik dan membentuk geometri serupa bantal.

Di sepanjang pegunungan selatan pulau Jawa, batuan ini tergolong langka sekaligus dapat menjadi representasi masa-masa awal pembentukan gunung api di Pulau Jawa. Batuan ini pun hanya bisa ditemui di beberapa tempat di bagian selatan Jawa. Selain di Berbah, temuan serupa didapati di Bayat Klaten, Pacitan di Jawa Timur, dan Jampang yang termasuk wilayah Propinsi Jawa Barat.

Setelah lava bantal, masih ada satu lagi wisata geo heritage yang tidak boleh Anda lewatkan:

#3 Gunung Api Nglanggeran

Jangan lupa tersedia promo dan diskon last minute dari maskapai populer Indonesia: Lion Air, Garuda Indonesia, AirAsia, Sriwijaya, Citilink, Wings Air, Batik Air.

Gunung ini terdiri dari gugusan bukit batu raksasa yang menjadi puncak gunung berapi aktif puluhan juta tahun lalu. Seiring berjalannya waktu, gunung tersebut menjadi tidak aktif dan berubah menjadi bukit-bukit batu yang cukup unik. Gunung ini memiliki dua puncak yaitu puncak barat serta puncak timur. Untuk mencapai puncak, pengunjung cukup trekking selama sekitar 1,5 hingga 2 jam. Namun jika Anda hanya ingin menikmati pemandangan, Anda tidak perlu mencapai puncak. Anda bisa berhenti di beberapa pos dengan gazebo untuk tempat istirahat. Tentunya pemandangan dari pos-pos tersebut tidak kalah instagramable-nya dengan pemandangan di puncak.

Ariq Fachry

Bagi Anda yang ingin mencapai puncak gunung dan camping, Anda bisa mendirikan tenda di puncak bagian barat yang aksesnya lebih mudah. tetapi jika Anda menginginkan pemandangan matahari terbit yang sempurna, Anda bisa coba puncak sebelah timur yang jarang didatangi pengunjung.

Ada legenda menarik mengenai puncak timur ini. Di puncak ini terdapat Dusun Tlogo Mardidho yang merupakan tempat tinggal bagi 7 kepala keluarga. Menurut sesepuh Puncak Timur yang sekaligus abdi dalem keraton, jika jumlah kepala keluarga di Puncak Timur kurang atau lebih dari 7 keluarga maka hal buruk akan terjadi. Legenda ini telah berlangsung sejak turun-temurun sehingga jika ada keturunan mereka yang menikah, keluarga baru tersebut harus meninggalkan Dusun Tlogo Mardhido.

Nah, cukup menarik bukan wisata dan legenda tempat wisata geo heritage di Yogyakarta ini? Jangan lupa, agar tetap nyaman dalam berwisata, Anda bisa mencoba beberapa tips berikut:

1. Kenakan pakaian dan sepatu yang nyaman

Rata-rata tempat wisata geo heritage memiliki medan yang berbukit dengan batu-batu licin. Untuk itu, jangan lupa kenakan pakaian yang longgar dan menyerap keringat. Untuk sepatu, kenakan sepatu dengan sol anti selip yang memudahkan Anda untuk menjelajahi lokasi karena tentu sangat tidak lucu jika Anda terpeleset saat sedang asyik selfie. Pastinya pilih pakaian dan sepatu yang trendi juga agar Anda bisa sekalian update Instagram.

2. Gunakan topi dan tabir surya

Topi tidak hanya gaya, tetapi juga bisa melindungi kulit wajah dari sengatan sinar matahari yang bakal terasa sangat terik jika Anda berada di puncak bukit berbatu. Agar kulit Anda tidak terbakar dan wisata tetap terasa nyaman, gunakan pula tabir surya pada kulit Anda.

3. Bawa perbekalan

Jangan lupa membawa air minum saat berencana untuk wisata naik turun bukit. Selain itu, coklat juga bisa menjadi alternatif penambah energi yang praktis untuk Anda bawa.

4. Bawa payung atau jas hujan

Ingatlah ungkapan sedia payung sebelum hujan. Tidak ada yang bisa memprediksi cuaca dengan benar-benar tepat. Maka daripada basah kuyup karena tiba-tiba turun hujan saat sedang mendaki bukit, Anda lebih baik menyiapkan payung kecil atau jas hujan untuk menjaga tubuh tetap kering.

5. Bawa kamera

Selain refreshing dan menyegarkan badan, tujuan lain dari wisata geo heritage tentunya adalah meng-update akun media sosial. Untuk itu, pastikan Anda telah membawa kamera andalan atau paling tidak kamera yang cukup memadai dengan baterai yang ter-charge penuh aatau baterai cadangan agar tidak melewatkan momen-momen yang sangat instagramable di lokasi.

Selamat menikmati wisata bebatuan di Yogyakarta!